9:56 PM freya 0 Comments

Nama : Frequiorra Valerie Antoinetta Schiffer
Nick : Fre, Val atau Valerie ( untuk keluarga atau orang-orang terdekat)
Visualisasi : Sasha Pivovarova
Status darah : Pure-blood
TTL : 17 Juli 1971 di Sorbonne, Perancis
Warna fav : Hitam dan Merah
Hobi :
• Main Piano dan biola
• Membaca buku
• Mendengarkan musik klasik
Golongan darah : B

Keterangan karakter:
Frequiorra Valerie Antoinetta Schiffer adalah putra dari Chevalier Louise Schiffer (pure-blood) dan Marie Antoinette Schiffer (pure-blood). Ia mempunyai saudara tiri yang bernama Chevalier Fonce dan sangat membencinya karena dia dianggap telah merebut keluarganya. Fre pandai, lemah lembut dari luar namun ambisius, moody, terkesan dingin dan angkuh namun jika dia menyenangi seseorang dia akan bersikap ramah, selalu terlihat tenang cenderung, orang yang terorganisir-selalu mempersiapkan sesuatu dengan baik, kalau amarahnya meledak kadang tak terkontrol. Suka bermain piano atau biola dan tidak suka berolahraga.

Tinggi/berat badan : 140 cm/ 29 kg

Ciri fisik : berwajah oval, bermata biru, berambut pirang dan kadang-kadang dia suka mengecatnya menjadi warna coklat, mengenakan kalung antik batu safir yang indah.

Visualisasi: Sasha Pivovarova --> KRNA 2 MNIT KEAMBIL DAN JADILAH GUW MAKE LISA Cant
Nama: Frequiorra Valerie Antoinetta Schiffer
Status Darah : Pure-blood
Tempat Lahir, Domisili: Sorbonne, Paris.
Latar Belakang: Frequiorra Valerie Antoinetta Schiffer adalah putri dari Chevalier Louise Schiffer (pure-blood) dan Marie Antoinette Schiffer (pure-blood). Merupakan keluarga bangsawan yang kaya raya.
Keterangan Tambahan : Fre pandai, lemah lembut dari luar namun ambisius, moody, terkesan dingin dan angkuh namun jika dia menyenangi seseorang dia akan bersikap ramah, selalu terlihat tenang cenderung, orang yang terorganisir-selalu mempersiapkan sesuatu dengan baik, kalau amarahnya meledak kadang tak terkontrol. Suka bermain piano atau biola dan tidak suka berolahraga.

0 comments:

Surat tahun pertama Frequiorra

9:37 PM freya 0 Comments

Fre menatap nanar cermin yang ada di hadapannya. Benarkah ini semua nyata? Fre memejamkan matanya, mencoba merenungi setiap makna kata yang diucapkan oleh orang tuanya semalam. Pasti ini hanyalah sebuah mimpi! Ini hanya mimpi. Ucapnya berkali-kali dalam hati.

Malam sebelumnya, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke sebelas. Sebuah kejadian yang tak pernah dia duga sebelumnya menghampirinya seakan menjadi kado terburuk sepanjang sejarah hidupnya. Well, tak sepenuhnya memang, mengingat orang tuanya memberitahunya bahwa dia seorang penyihir. Tetapi sungguh keterlaluan dia baru diberitahu kemarin, sedangkan ayahnya lebih dahulu memberitahukan anak laki-laki asing yang- sampai kapan pun tak akan dia akui sebagai kakaknya. Kakak laki-laki, eh? Jangan bercanda! Bahkan ketemu saja baru kemarin! Anehnya Mom senang dengan keberadaannya. Padahal jelas-jelas dia adalah anak orang lain. Bahkan Mom dengan ramahnya menemaninya seharian. Anak laki-laki menyebalkan. Tidak..tidak, ini hanya mimpi. Hanya mimpi. Anak laki-laki itu tidak ada dan semua tentangnya hanya omong kosong belaka, serta Dad dan Mom hanya mencintai dia seorang. Hanya dia seorang.

Sebuah ketukan pelan sebanyak tiga kali membuyarkan lamunannya. Fre berdecak kesal. ”Ma cherie Valerie, sudah waktunya makan malam. Ingat kau harus makan sayang. Mom tak ingin kau jatuh sakit.” Fre sudah bisa menebak, orang yang mengetuk pintunya itu adalah Mom. Siapa lagi yang memanggilnya Valerie selain orang tuanya? Fre tetap tak bergeming, memandang sekali lagi cermin yang ada di hadapannya. Hening, tak ada suara. Sekali lagi Mom memanggil Fre ”Kau tak apa Valerie sayang? Mom, Daddy, dan Fonce menunggumu untuk makan malam bersama.” Cih, Fonce mereka bilang! Siapa dia? Orang asing yang merebut kebahagiannya dan sekarang akan makan malam bersama dengannya. ”Jangan harap Fre akan makan malam bersamanya Mom. Tak usah membuang waktu untuk mengajak Fre. Fre bisa makan malam sendirian di kamar.” jawab Fre dingin.

“Apa maksudmu? Dia adalah kakakmu, Valerie.” suara kali ini adalah suara Dad. Fre memutar bola matanya. Malas mendengarnya berulang kali. Sampai kapan mereka mau meyakinkan Fre tentang hal tersebut? Ah, sepertinya dia terpaksa harus makan malam bersama ‘orang itu’.

“Oh baiklah. Aku akan makan malam bersama ora- err..maksudku bersama kalian. Tunggu sebentar, aku bersiap-siap dahulu.” jawab Fre malas.

“Baiklah, Mom dan Dad ke bawah dahulu. Cepatlah Valeri sayang. Kita tak boleh membiarkan Fonce menunggu terlalu lama.” jawab Mom antusias. Memang dia peduli! Fre mengambil baju terusan berwarna hitam dengan aksen bunga magnolia yang indah dan segera turun menuju ruang makan. Sosok itu terlihat diam dan sombong. Beginikah sikapnya terhadap orang tuanya setelah orang tuanya sudah bersusah payah mau menampungnya disini! Memuakkan. Berjalan dengan malas tapi tetap terlihat anggun, Fre terpaksa mengambil kursi yang tersisa, berseberangan dengan ‘orang itu’. Fre berusaha mengacuhkannya. Argh, melihatnya saja dia sudah mual.

“Makanlah sesukamu Fonce. Semoga kau suka. Aku tidak tahu makanan kesukaanmu, jadi aku hanya membuatkan ini untukmu.” kata Mrs. Schiffer sambil tersenyum ramah.

Berhentilah berusaha bersikap ramah terhadapnya Mom! Fre menggerutu dalam hati. Fre berusaha untuk makan meskipun dia sama sekali tak berselera. Seonggok daging sirloin lada hitam yang biasanya dia suka, tak menarik lagi di mata Fre. “Bagaimana harimu, Fonce?” tiba-tiba Dad bertanya pada ‘orang itu’. Huh! Bagus Dad, anggap saja Fre tak ada. Fre menatap kesal makhluk yang ada di hadapannya itu.

“Kami banyak melewatkan waktu bersama. Bukankah begitu, Fonce?” Dan kau meninggalkan Fre seorang diri Mom. Kau tak mengacuhkan waktu Fre memintamu untuk menemani Fre bermain biola, racaunya dalam hati. Bagus sekarang Fre punya julukan baru terhadap makhluk ini ‘Anak Emas’. Tak ada jawaban darinya. Dasar lancang! Setidaknya dia berkata ya atau beberapa kata begitu. Reaksinya hanya mengangkat bahu. Kau kira siapa dirimu, eh? Fre kesal, pisau yang dipegannya berketar. Kalau tidak ada orang tuanya di sini, sudah dia lempar pisaunya ke arah ‘Anak Emas nan angkuh tersebut’. Beruntunglah kau!

“Bagaimana denganmu, Valerie?” ujar Mr. Schiffer. Ha. Buruk Mom. Dengan sebuah kejutan besar berupa anak haram Dad yang dibawanya kesini dan diperkenalkan dengannya pada hari ulang tahunnya seakan mereka memberinya kado terbaik. Dan tentu saja Fre tak menjawab seperti itu. “Minggu-minggu terburuk sepanjang hidupku.” jawab Fre pelan sambil menekankan kata terburuk.

Dan tiba-tiba seekor burung hantu berwarna coklat keemasan terbang ke dalam ruang makan dan menjatuhkan dua buah amplop tebal berwarna kekuningan. “Ah..., sudah datang rupanya. Ini untukmu Valerie, dan ini untukmu Fonce.” Fre mengambil amplop tebal tersebut. “Bukalah.” Mom berkata lagi sambil tersenyum lebar. Tak perlu menebak-nebak isi dari amplop tebal tersebut. Pastilah itu dari Hogwarts.

“Apa ini?” tanya si anak emas.

“Memangnya kau tidak bisa membaca. Dasar bodoh.” gumam Fre pelan. Entah si anak emas mendengarnya atau tidak. Like she cares. Jari jemari Fre membuka amplop tersebut, hanya ingin sekedar memastikan.

SEKOLAH SIHIR HOGWARTS

Kepala sekolah: Albus Dumbledore
(Order of Merlin, Kelas Pertama, Penyihir Hebat, Kepala Penyihir, Konfederasi Sihir Internasional)

Ms Frequiorra Schiffer yang baik, dengan gembira kami mengabarkan bahwa kami menyediakan tempat untuk Anda di Sekolah Sihir Hogwarts. Terlampir daftar semua buku dan peralatan yang dibutuhkan. Tahun ajaran baru mulai 1 September. Hormat saya, Minerva McGonagall Wakil Kepala Sekolah


SEKOLAH SIHIR HOGWARTS

Seragam
Siswa kelas satu memerlukan:
1. Tiga setel jubah kerja sederhana (hitam)
2. Satu topi kerucut (hitam) untuk dipakai setiap hari
3. Sepasang sarung tangan pelindung (dari kulit naga atau sejenisnya)
4. Satu mantel musim dingin (hitam, kancing perak)
Tolong diperhatikan bahwa semua pakaian siswa harus ada label namanya.


Buku
Semua siswa harus memiliki buku-buku berikut:
Kitab Mantra Standar (Tingkat 1) oleh Miranda Goshawk
Sejarah Sihir oleh Bathilda Bagshot
Teori Ilmu Gaib oleh Adalbert Waffling
Pengantar Transfigurasi Bagi Pemula oleh Emeric Switch
Seribu Satu Tanaman Obat dan Jamur Gaib oleh Phyllida Spore
Cairan dan Ramuan Ajaib oleh Arsenius Jigger
Hewan-hewan Fantastis dan di Mana Mereka Bisa Ditemukan oleh Newt Scamander
Kekuatan Gelap: Penuntun Perlindungan Diri oleh Quentin Trimble


Peralatan lain
1 tongkat sihir
1 kuali (bahan campuran timah putih-timah hitam, ukuran standar 2)
1 set tabung kaca atau kristal
1 teleskop
1 set timbangan kuningan


Siswa diizinkan membawa burung hantu ATAU kucing ATAU kodok


ORANGTUA DIINGATKAN BAHWA SISWA KELAS SATU BELUM BOLEH MEMILIKI SAPU SENDIRI


“Kau adalah seorang penyihir Fonce. Dan kau akan bersekolah di sekolah sihir paling bagus yang pernah ada, Hogwarts. Kau dan Valerie akan menjadi penyihir besar kelak.” Oh tentu Mom. Penyihir besar yang kelak akan menyingkirkan si anak emas terkutuk kesayangan kalian, namun yang terlihat hanya senyum manis terukir di wajahnya yang cantik.

“Aku sudah selesai.” Si anak emas bangkit lalu membereskan piring-piring kotornya. “Terima kasih atas makan malamnya.” Dan Pergi. Yeah, stay away from me, kid.
Fre juga sudah selesai dengan makan malamnya dan berpamitan pada Mom meuju kamarnya lagi. “Mom, Valerie sudah selesai. Makanannya enak. Terima kasih, Mom.” ujar Fre dengan tulus sambil berjalan menuju kamarnya.

“Valerie, tunggu.” Apalagi kali ini? “Begini, kau tahu, kita harus berbelanja untuk kebutuhanmu di diagon alley. Bisakah kita pergi bersama Fonce.” Ha. Sudah Fre duga sebelumnya. Pergi bersama layaknya keluarga. Menggelikan. Mom melanjutkan lagi “kau tak keberatan sayang?”

Keberatan Mom. Sangat. Dan please jauhkan anak terkutuk itu dari Fre. Fre muak melihatnya.

“Oh tentu, Mom. Dia adalah-err..anak laki-laki papa juga kan-maksudku kakak laki-laki Valerie kan?” jawab Fre sambil tersenyum. Mom tersenyum lega dan memeluk putri semata wayangnya dengan lembut. “Mom sayang Valerie. Kau memang anak yang baik.”

Fre rasanya ingin tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Bahkan Mom tak sadar dirinya hanya berbohong. Pathetic. Fre mengenggam erat surat Hogwarts yang ada di tangannya. Satu-satunya jalan untuk melenyapkan anak sialan itu. Tempat dimana dia bisa menjadi penyihir yang hebat. Dia harus melenyapkannya. Harus. Janjinya dalam hati.

0 comments: